[BAGIKAN] Prof. Claproth, dkk: Resiko Potensial Penyebaran Aedes Aegypti-Wolbachia

1 year ago
112

Catatan penting dari diskusi yang berlangsung antara Prof. Richard Claproth, Dr. SIti Fadillah Supari dan Dr. Kun Wardhana Abiyoto:

Ada rencana penyebaran nyamuk di Denpasar Utara, Selatan, Barat dan Timur Bali sebanyak 200 juta nyamuk selama 28 minggu dengan alasan bisa menurunkan demam berdarah. Bukan genetic engineering tetapi genetic trap yang justru lebih berbahaya. Sebelumnya nyamuk ini sudah dilepas di Semarang, Yogya, Kupang, Bandung, Jakarta Barat
Men Konvensi Biosafety: Gen drive tidak boleh dirilis di udara bebas.
Dalam telekonferens: pakar-pakar Kemenkes ditanyai apakah nyamuk ini sudah ada riset ( uji klinis/ clinical trials) selama 5 tahun (ternyata tidak ada). Dampak ekosistem-nya dikatakan diteliti oleh pihak ketiga. Ditanya: apakah nyamuk yang dikontaminasi dengan nyamuk ber-wolbachia tidak akan mengembangkan resistensi (ditanyakan oleh Dr. Ketut yang pernah bekerja untuk Indonesian Rice (IR-9). Dalam kasus ini, padi yang imunitasnya dibuat tinggi (monogenik) mengakibatkan hama wereng menjadi semakin ganas. Akibat hal itu, varitas padi harus terus dikembangkan sampai varitas IR-39.
Solusi untuk masalah tersebut adalah dengan mengembalikan padi menjadi poligenik.

Analog denga padi, perlakuan dengan nyamuk ber-wolbachia terhadap Aedes Aegyipti dikuatirkan akan membuat Aedes mengembangkan homeostasis yang akan melawan pada tahun ketiga, keempat dan seterusnya. Sementara penelitian yang dilakukan di Singapura dilakukan di laboratorium.

Nyamuk yang disebarkan Bill Gates di Florida dan Texas mengakibatkan kemunculan penyakit Malaria yang sebelumnya tida pernah ada. Pada Tahun 2010, Gates juga mempatenkan komputerisasi manusia dengan paten US Patent- 6754472-B1. Penyebaran nyamuk juga sudah dipatenkan dan tidak bisa disanggah.
Pfizer dan Merck akan membangun pabrik vaksin di Bali pada tahun 2024.
Menurut Prof Claproth meningkatnya kasus demam berdarah sangat rendah dan tidak bisa disebut Endemi, lebih disebabkan oleh faktor cuaca yang dipengaruhi berbagai hal termasuk chemtrail, kebakaran-kebakaran dan sulitnya memperoleh air. Pola yang terjadi di Bali sama dengan yang terjadi di Kepulauan Maui. Pengembangan nyamuk ini dilakukan oleh WMP yang disponsori oleh 12 negara. Claproth meyarankan dana riset lebih baik diberikan kepada masyarakat untuk melakukan sanitasi lingkungan seperti funigasi.

MO dibali : telur-telur nyamuk wolbachia ditaruh didalam gelas kemudian dibagikan ke 44 desa. Gelas tersebut kemudian diisi dengan air dan 2 minggu kemudian ditebarkan disekitar rumah.
Catatan lain: Nyamuk Aedes bisa membawa virus DDB atau Chikungunya di pagi hari. Pada malam hari, nyamuk ini akan membawa virus Zika.

Percobaan di Brazil menunjukkan nyamuk Wolbachia mengkontaminasi air yang diminum manusia dan tanaman. Bayi yang lahir dari mereka yang mengkonsumsi air menderita mini-hydorcephalus dan enchepahlitis pada kaki.
Pabrik nyamuk yang ada di UGM Yogyakarta dan Salatiga dapat ditingkatkan kapasitasnya. Fiocruz di Brazil yang berada dibawah Kemenkes Brazil bekerjasama dengan WMP sedang mengembangkan program wolbachia di 5 kota besar dengan target populasi 2,85 juta. Kapasitas produksi Fiocruz direncanakan mencapai 50 juta/minggu pada tahun 2024.

Loading comments...