Allah Menurunkan Hujan, Malaikat Mikail Mengawalnya

1 year ago
1.62K

Allah Menurunkan Hujan, Malaikat Mikail Mengawalnya.

Malaikat Mikail membagi air hujan

Suatu ketika, saat Rasulullah Muhammad ﷺ dalam peristiwa Isra’ dan Mi’raj, Baginda Nabi menceritakan obrolanya dengan Malaikat Jibril yang mendampingi beliau.

Dalam waktu sekejap, Jibril bersama Rasulullah ﷺ sampai di tempat tertinggi. Jibril membentangkan kedua sayapnya, yang saat itu mampu menutupi antara langit dan bumi.

Rasulullah ﷺ merasa takjub dengan besarnya wujud Jibril. Saat itu Jibril berkata, “Wahai Muhammad, saudaraku, Mikail, memiliki 600 buah sayap, yang besar masing- masing sayapnya seperti kedua sayapku ini. Akan tetapi ketika ia berada di hadapan Allah, ia seperti burung kecil, karena takut dan tunduknya kepada Allah.”

Jibril berhenti di Sidratul Muntaha, sebuah pohon yang amat besar yang seandainya ada seorang pengendara kuda melarikan kudanya dengan kencang di bawah naungannya selama seratus tahun, niscaya ia tetap tidak akan sampai ke ujungnya.

Jibril lalu berkata, “Wahai Muhammad, di sinilah tempat perpisahan antara yang mencintai dan yanq dicintai-nya (antara aku dengan engkau). Jika engkau terus naik, engkau akan selamat, sedang aku, aku akan terbakar jika terus naik.”

Rasulullah terus naik sendirian. Nabi ﷺ melihat daun-daun emas pohon Sidratul Muntaha yang besar daun-daun pohon itu seperti telinga gajah. Tempat itu adalah tempat tertinggi di alam semesta ini, sebelum ‘Arsy Allah. Di sinilah akhir pengetahuan seluruh makhluk.

Dalam perjalan ini Rasulullah ﷺ bercerita, “Disaat aku tiba di langit di malam Isra’ Mi’raj, aku melihat satu malaikat memiliki 1000 tangan, di setiap tangan ada 1000 jari. “Aku melihatnya menghitung jarinya satu persatu. Aku bertanya kepada Jibril pendampingku. Siapa gerangan malaikat itu, dan apa tugasnya?”

Lalu Jibril menjawab, “Sesungguhnya dia adalah malaikat yang diberi tugas untuk menghitung tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi. Rasulullah bertanya kepada malaikat penghitung tetesan air hujani tadi, ‘Apaka kami tahu berapa jumlah tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi sejak diciptakan Adam?”

Malaikat itu pun menjawab, “Wahai Rasulullah, demi yang telah mengutusmu dengan haq (kebenaran), sesungguhnya aku mengetahui semua jumlah tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi, dari mulai diciptakan Adam sampai sekarang ini, begitu pula aku mengetahui jumlah tetesa yang turun ke laut, ke darat, ke hutan rimba, ke gunung ke lembah, ke sungai, ke perkebuiman, dan ke manusia,” katanya.

Begitulah cara Allah Subhanahu wata’ala. Allah menurunkan air hujan dan selanjutnya menugaskan Malaikat Mikail untuk mengatur sirkulasi air hujan yang dapat menumbuhkan segala jenis tumbuh-tumbuhan dan binatang dan juga menyubur kan tanah tandus. (Lihat Ushulul Iman, Muhammad bin Abdul Wahab).

Dalam Tafsir Ibun Katsir disebutkan, “Dan sesuatu yang turun dari langit entah hujan, salju, embun, kepastian / perkiraan dan hukum itu turunnya disertai malaikat-malaikat yang mulia dan telah lewat keterangan dalam Surat Al-Baqarah bahwa tidaklah ada disetiap tetes hujan yang turun dari langit kecuali disertai malaikat yang menetapkan pada tempatnya yang mana telah diperintahkan ALLOH pada sesuatu yang dikendaki-NYA.” Sementara menurut Imam Al-Ghazali disebutkan, bahwa setiap tetes hujan dari langit dikawal oleh malaikat. Maha Suci Allah dengan segala ketetapannya.

#hujan

Loading 1 comment...