Premium Only Content
Ketika ALLAH Hanya Menerima Ibadah Haji 6 Orang Dari 600 Ribu Jamaah #shorts #jamaahhaji
#SantriMangHajiNalim
Ali bimbang bukan kepalang. Hatinya gamang. Percakapan malaikat tersebut masih saja terngiang di kepalanya. “Kalau hanya 6 orang jamaah yang diterima, apakah aku termasuk di 6 orang tersebut?” dalam hati ia bertanya-tanya.
Ali kemudian bergerak meninggalkan Arafah dan singgah untuk melebur bersama lautan jamaah haji pada Masy’aril Haram yaitu Arafah, Mudzdalifah, dan Mina. Di tengah hamparan ratusan ribu manusia itu pikirannya terusik kembali. Ia mulai berpikir soal ketimpangan jumlah orang yang diterima dan ditolak hajinya.
Ali pun mengantuk lalu tertidur. Ia kembali menyaksikan dua malaikat yang disaksikannya kemarin turun dari langit. Ia mendengar persis keduanya mengulangi percakapan kemarin.
“Apakah kamu tahu apa keputusan Tuhan kita pada malam ini?”
“Tidak. Kenapa?”
“Allah memenuhi permintaan setiap orang dari 6 jamaah yang diterima hajinya untuk 100 ribu orang jamaah yang hajinya ditolak.”
Ali terjaga. Ia begitu gembira atas percakapan kedua malaikat dalam mimpinya. Ia bergembira karena 600.000 jamaah haji tahun itu kemudian diterima semua oleh Allah swt berkat doa 6 jamaah yang hajinya diterima.
Waktu pun berlalu. Ali bin Muwaffiq berkesempatan menunaikan ibadah haji pada suatu waktu. Setelah menyelesaikan rangkaian manasiknya, ia kemudian memikirkan nasib jamaah haji yang ditolak manasiknya.
Ali kemudian berdoa untuk mereka yang ibadah hajinya ditolak oleh Allah. “Wahai Tuhanku, kuserahkan hajiku dan pahalanya untuk jamaah haji yang Kautolak tahun ini.”
Allah kemudian menjawabnya saat kemudian ia tertidur. “Wahai Ali, kau bersikap pemurah pada-Ku.
Sedangkan Aku yang menciptakan kemurahan hati dan orang-orang pemurah itu. Aku zat paling pemurah.
Aku zat paling dermawan. Aku lebih berhak untuk bermurah hati dan berderma daripada sekalian alam.
Sungguh telah Kuterima jamaah haji yang seharusnya Kutolak berkat doa orang yang hajinya Kuterima,” jawab Allah dalam mimpinya.
* Kisah ini dikutip oleh Imam Abu Hamid Al-Ghazali, Kitab Ihya’ Ulumiddin, (Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439 H-1440 H), juz I, halaman 305-306. Wallahu a‘lam. (Alhafiz Kurniawan).
-
1:57:02
The Charlie Kirk Show
3 hours agoThe Great H-1B Battle + AMA | Lomez | 12.27.24
96.1K76 -
11:39
Russell Brand
1 day agoWhat You're Not Being Told About The Syrian War
128K208 -
DVR
Bannons War Room
1 year agoWarRoom Live
101M -
1:49:21
Film Threat
6 hours agoBEST AND WORST OF 2024 + SQUID GAME SEASON 2 | Film Threat Livecast
41K4 -
1:06:04
The Big Mig™
20 hours agoGlobal Finance Forum Powered By Genesis Gold Group
33.7K2 -
34:38
Tudor Dixon
5 hours agoThe Changing Landscape Between Tech and Politics with Mike Benz | The Tudor Dixon Podcast
25.7K3 -
2:23:58
Matt Kohrs
15 hours agoRumble's Stock Is EXPLODING!!! || The MK Show
82.4K6 -
1:57:47
LFA TV
18 hours agoBOMBSHELL FINAL REPORT: BIDEN ADMIN SUPPRESSED WUHAN LAB LEAK | LIVE FROM AMERICA 12.27.24 11am EST
48.6K6 -
43:07
Grant Stinchfield
4 hours ago $6.21 earnedWe Built it... China Controls it... Trump Will Take it Back!
26.1K8 -
35:05
Rethinking the Dollar
4 hours agoTime to Pay the Piper! Debt Refinance Crisis Coming in 2025
23.1K3